Lebih Mudah Yang Mana,
Membentuk? Atau Mengubah?
Saat orang tua yang datang ketempat praktek saya
membawa anak-anak nya dengan tujuan mengubah perilaku anak nya, maka hal yang
muncul dalam benak saya adalah adanya kesulitan dalam melakukan
perubahan-perubahan ini. Apakah Kesulitan itu? Kesulitan muncul karena alasan
kematangan proses berpikir anak, adanya pemahaman bahasa yang akan
dikomunikasikan dan ketidak fahaman seorang anak untuk melakukan teknik-teknik
yang dibimbingkan. Hal ini banyak terjadi pada anak-anak yang usia nya dibawah
6 tahun.
Seorang terapis handal harus mempunyai dasar-dasar
dalam melakukan perubahan-perubahan atas apa yang dilakukan dan ada variable
serta value-value subyektif dan obyektif atas apa yang dia lakukan. Banyak
orang tua yang datang berpersepsi bahwa karena saya juga seorang hipnotis dan
hipnoterapis, maka mereka berpikir bahwa untuk mengubah anak mereka, cukup
dengan menidurkan nya seperti yang mereka lihat mungkin di televisi,
dibuku-buku atau diseminar-seminar atau dari hal-hal lain yang mereka pernah
dengan dan lihat, kemudian mengucapkan kata-kata tertentu yang kadang mereka
katakan : “tolong sugesti anak saya” untuk berubah.
Dari hal ini sangat jelas ketidak mengertian dan
ketidak fahaman dari orang tua bahwa jika dengan hal seperti itu dapat mengubah
anak mereka dengan sangat mudah dan sangat cepat maka tak perlu lagi ada seminar-seminar
tentang parenting dan anak, buku-buku mendidik dan membentuk perilaku anak, tak
perlu lagi ada sekolah, dan lain sebagai nya, cukup dengan datang ke tukang
hipnosis dan mintalah kepadanya untuk menghinotis nya dan kemudian dibangunkan
maka “berubahlah” semua. Cukup mudah bukan, tak perlu waktu lama dan seharusnya
juga tak perlu biaya mahal dan semua anak dapat berubah dengan mudah dan
gampang, tapi pada kenyataan nya, apa yang sebenarnya terjadi?....Saya yakin
anda dapat menilai nya sendiri sebagai orang tua yang bijaksana.
Jika kita melihat pada salah satu dogma dari segi
spiritual yang menyatakan bahwa anak pada usia tertentu sesuai dengan ayat atau
surah tertentu maka perilaku nya wajar saja seperti itu, maka hal tersebut
adalah biasa-biasa saja, maka yang terjadi adalah tidak adanya usaha dari kita
sebagai orang tua untuk lebih dahulu mengansipasinya atau melakukan
tindakan-tindakan preventif agar perilaku tersebut tidak terbentuk, bahkan
tidak menjadi kebiasaan si anak.
Sekarang mari kita lihat dari sudut pandang jika
perilaku tersebut telah terjadi. Seperti yang saya katakan diatas, banyak orang
tua yang berpikir instan untuk dapat mengubah anaknya seperti dengan mendatangi
tukang hipnotis. Apakah semudah yang orang tua pikir bahwa perubahan itu dapat
dengan mudah terjadi?
Pikirkan, bahwa perilaku anak yang terbentuk saat ini
bukan lah perilaku yang baru saja
terjadi, dapat jadi perilaku tersebut telah terbentuk sejak 1,2,3,4,5 bahkan
lebih dari 10 tahun yang lalu dan terus berlanjut dalam kehidupan nya hingga
saat in. Apa yang terjadi saat ini adalah karena anda sebagai orang tua baru
saja mengevaluasi dan memahami nya bahwa perilaku tersebut tak dapat lagi
dibiarkan karena dapat merusak ke ekologisan rumah, lingkungan dan tak dapat
membuat anak tersebut menjadi lebih baik untuk meraih masa depannya. Berarti
perilaku tersebut sudah lama terbentuk dan sekarang telah menjadi Kebiasaan
(Habit) dari anak tersebut.
Kalau perilaku tersebut telah menjadi Perilaku dan Kebiasaan
anak tersebut berarti perilaku tersebut dianggap penting secara emosional oleh
anak tersebut dan dari hasil pengolahan dalam pikiran anak tersebut, yang
berarti telah menjadi data jangka panjang dalam memori anak tersebut. Sehingga
yang harus dilakukan pada perubahan Perilaku nya adalah membuat memori tersebut
tak dapat atau sulit untuk dipanggil kembali dan menggantinya dengan memori
lain yang lebih bermanfaat dan memberdayakan baik dari segi Moral Etika, Sopan
Santun, Kecerdasan dan tujuan hidup jangka panjang si Anak.
Nah disinilah kesulitan terbesar terjadi, mungkin buat
anda yang tak memahami bagaimana terbentuknya memori jangka panjang sehingga
menjadi Perilaku berpikir, dengan teknik hipnosis maka dapat dengan mudah mengganti
memori tersebut bahkan dengan seketika. Mari kita pikirkan sama-sama, apakah
benar asumsi tersebut? Saya yakin anda dapat memahami dan menjawabnya dengan
tepat atas asumi tersebut. Namanya saja memori jangka panjang, dimana memori
ini terbentuk karena adanya emosi yang kuat dalam pikiran anak, maka kita pun
juga harus membuat emosi baru yang jauh lebih kuat dan jauh lebih
memberdayakan.
Oke, disini saya sudah menjelaskan prinsipnya secara
sederhana maka untuk lebih jelasnya dan untuk lebih memahaminya, silahkan anda
lakukan sendiri lebih dahulu, sehingga anda dapat lebih tahu, apakah semudah
yang anda pikir untuk mengganti emosi yang menggerakan anak sehingga adanya
perilau tersebut dan telah menjadi kebiasaan anak untuk anda ubah? Apalagi anak
tersebut berusia sekitar 2 – 5 tahun,dengan lama nya perilaku tersebut terbentuk
sekitar 1-4 tahun, hingga akhirnya anda dapat mengubah perilakunya menjadi
Perilaku baru dan menjadi kebiasaan baru yang jauh lebih bermanfaat dan lebih
memberdayakan.
Pada saat anda tahu dan memahami hal ini, maka saya
yakin dalam pikiran anda muncul bahwa ternyata mengubah memang jauh lebih
sulit dan tak semudah serta segampang teori yang saya jelaskan diatas. Maka
muncul lah pikiran selanjut nya di otak anda bahwa lebih baik saya sebagai
orang tua membentuk perilaku anak saya lebih dahulu sesuai dengan Moral Etika,
Sopan Santun, Perilaku yang menguntungkan dan memberdayakan diri nya, Pintar
dan Cerdas serta Perilaku yang dapat memikirkan dan menentukan hal dan langkah
apa saja yang sebaiknya dilakukannya kelak.
Kembali Yang jadi pertanyaan yang mungkin muncul
dibenak anda adalah sudah kah anda sebagai orang tua punya sumber daya dan
pengetahuan untuk melakukan proses pembentukan perilaku yang terbaik untuk anak-anak
anda tersebut. Marilah kita sama-sama disini belajar dan berdiskusi, bagaimana
menjadi orang tua yang terbaik untuk anak-anak anda dan juga keluarga anda.
Salam