Sabtu, 24 September 2011

Dogma Pembentukan Perilaku


Dogma Pembentukan Perilaku



Setiap hari saya ditempat praktek menerima banyak orang tua yang membawa anak nya dengan berbagai macam masalah terutama Hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan Perilaku dan Hal-hal yang berhubungan dengan masalah Pembelajaran anak-anak mereka. Mulai dari yang berusia lebih dari 1,5 tahun sampai dengan usia dewasa.

Kadang dalam Pikiran saya menyeletuk bahwa orang-orang tua ini cukup aneh bagi saya. Mereka yang melahirkan, mereka yang merawat dan mereka yang membesarkan, saat ada masalah lho ko saya yang harus menyelesaikan nya, ko bukan mereka sendiri sebagai orang tua yang harus nya dapat menyelesaikan berbagai macam permasalahan tersebut.

Mungkin buat anda terasa heran dengan apa yang ada di pikiran saya tapi dapat jadi juga anda pun punya pemikiran yang sama dengan saya. Dapat jadi anda berpikir bahwa karena saya mengaku sebagai seorang Parenting Consultan maka tugas saya lah membantu orang tua menyelesaikan dan mengubah anak-anak yang bermasalah itu. Tugas seharusnya dari Parenting consultan bukanlah untuk mengubah anak tapi lebih fokus pada perubahan perilaku orang tua yang membentuk perilaku anak-anak mereka, dan seharusnya mereka sebagai orang tua lah yang jauh lebih tau apa yang menyebabkan dan yang membentuk berbagai macam masalah-masalah tersebut.

Disinilah banyak letak ketidak mengertian dan ketidak fahaman orang tua dan sebagian orang-orang lain nya lagi yang lebih suka dan merasa lebih mudah mengubah anak. Disaat anda mengerti dan memahami bagaimana sebenarnya perilaku anak tersebut terbentuk maka anda sebagai orang tua dapat memami dengan benar bahwa saya lah sebagai orang tua yang harus nya lebih dahulu berubah untuk dapat membentuk perilaku anak-anak saya menjadi jauh lebih baik dan dapat mendidiknya dengan sabar sehingga dapat menjadi anak yang pandai dan cerdas agar mereka nantinya dapat memilih dan menentukan tujuan hidup mereka masing-masing. Tugas dari orang tua hanyalah sebagai pengantar anak-anak nya, bukan sebagai diri dari anak-anak nya.

Salah satu hal yang dapat menjadi dasar orang-orang yang terdahulu bahwa perilaku anak dan juga orang dewasa tak dapat di ubah karena ada nya dogma seperti yang dikutip Sharon Begley yaitu Dogma Kawat Kaku dimana buku atau teks-teks rujukan, kursus ilmiah dan penelitian mutakhir selalu merujuk pada dogma yang menyatakan bahwa pembentukan otak tejadi pada masa kanak-kanan, dan setelah itu strukturnya tidak berubah, sebuah dogma yang bertahan sejak pertama kali ilmu otak dipelajari dan dikembangkan.

Dengan ada nya penelitian-penelitian lanjutan yang lebih baru tentang Neuroplastisitas, dimana otak mampu dan dapat berkembang sesuai dengan pikiran atau pikiran dapat mengubah otak maka dogma lama harus lah telah pupus dan berganti dengan dogma baru ini yaitu Neuroplastisitas, dimana Neuroplastisitas ini menarik banyak minat peneliti dibidang saraf.

Kembali kepada Perilaku dengan dogma lama, bahkan ada pula dogma yang menyatakan bahwa perilaku anak yang terjadi sesuai dengan dogma agama seperti yang tertulis dalam al quran terutama Surah-surah dalam Al Quran, dimana dinyatakan bahwa anak yang berusia 12 tahun memang banyak menceritakan anak-anak yang nakal karena itulah hal yang biasa saja bahwa anak usia tersebut menjadi nakal. Surah Ke-13 yang lebih banyak menjelaskan tentang petir yang berarti anak-anak yang sesuai dengan surah ke-13 yaitu usia 13 tahun adalah hal biasa meledak-ledak perilakunya, dan seterusnya.

Sungguh sebuah dogma yang sangat aneh yang tak berdasar pada Pengetahuan Modern, yang tidak bersinggungan dan bertentangan dengan Nilai-nilai spritualitas dan agama yang dianut. Tak salah buat kita untuk menghubung-hubungkan hal-hal tertentu dengan hal-hal tertentu pula seperti perilaku anak, tetapi alangkah lebih bijaksana nya lagi kita mau melihat, mengerti dan memahami nya dengan ilmu-ilmu lain nya terutama Science Modern, dimana telah banyak hasil-hasil penelitan terbaru dengan alat-alat modern dan canggih yang benar-benar dapat diterima dengan Akal Logika dan sesuai dengan Nilai spiritual yang kita miliki.

Dengan terpatahkan nya dogma-dogma lama dengan dogma-dogma baru Neuroplastisitas maka alangkah bijak nya kita sebagai orang tua minimal tau dan lebih baik lagi untuk belajar lagi,  terutama pelajaran dan pengajaran bahwa perilaku manusia itu dibentuk dan dapat terus dibentuk sesuai dengan kondisi pikiran manusia itu sendiri terutama perilaku anak yang sesuai dengan pola pikir dari anak-anak yang belum begitu matang, belum begitu banyak informasi yang masuk sehingga adanya keterbatasan dalam mengolah data terebut dalam proses berpikir anak-anak kita dan juga karena belum matang nya proses berpikir bijaksana dalam otak anak-anak kita maka sewajarnya lah kita sebagai orang tua yang memasukan data dalam memori anak kita untuk dapat diolah nya menjadi Perilaku yang sesuai Moral Etika, Sopan Santun dan Perencanaan apa yang akan dilakukannya untuk dapat menentukan apakah yang dilakukan anak-anak kita tersebut baik/ bermanfaat dan memberdayakan atau tidak bermanfaat/ tidak memberdayakan.

Sekarang mari kita sadari bersama sebagai orang tua, adakah Niat atau sudahkah kita mengetahui semua hal ini, terutama Pembentukan Perilaku anak-anak kita. Kalau sudah ada Niat tapi belum dapat mengetahui, mengerti apalagi memahami nya, mari kita sama-sama belajar dan berdiskusi lebih lanjut mengenai pembentukan Perilaku anak-anak kita dengan Perilaku nya yang BerMoral, BerEtika, BerSopan-santun dengan Proses berpikir Penuh Perencanan yang baik dan terbaik untuk kehidupanya.

| Free Bussines? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar