Dogma Pembentukan Perilaku
Setiap hari saya ditempat praktek menerima banyak
orang tua yang membawa anak nya dengan berbagai macam masalah terutama Hal-hal
yang berhubungan dengan permasalahan Perilaku dan Hal-hal yang berhubungan
dengan masalah Pembelajaran anak-anak mereka. Mulai dari yang berusia lebih
dari 1,5 tahun sampai dengan usia dewasa.
Kadang dalam Pikiran saya menyeletuk bahwa orang-orang
tua ini cukup aneh bagi saya. Mereka yang melahirkan, mereka yang merawat dan
mereka yang membesarkan, saat ada masalah lho ko saya yang harus menyelesaikan
nya, ko bukan mereka sendiri sebagai orang tua yang harus nya dapat menyelesaikan
berbagai macam permasalahan tersebut.
Mungkin buat anda terasa heran dengan apa yang ada di
pikiran saya tapi dapat jadi juga anda pun punya pemikiran yang sama dengan
saya. Dapat jadi anda berpikir bahwa karena saya mengaku sebagai seorang
Parenting Consultan maka tugas saya lah membantu orang tua menyelesaikan dan
mengubah anak-anak yang bermasalah itu. Tugas seharusnya dari Parenting
consultan bukanlah untuk mengubah anak tapi lebih fokus pada perubahan perilaku
orang tua yang membentuk perilaku anak-anak mereka, dan seharusnya mereka sebagai
orang tua lah yang jauh lebih tau apa yang menyebabkan dan yang membentuk
berbagai macam masalah-masalah tersebut.
Disinilah banyak letak ketidak mengertian dan ketidak
fahaman orang tua dan sebagian orang-orang lain nya lagi yang lebih suka dan
merasa lebih mudah mengubah anak. Disaat anda mengerti dan memahami bagaimana sebenarnya
perilaku anak tersebut terbentuk maka anda sebagai orang tua dapat memami
dengan benar bahwa saya lah sebagai orang tua yang harus nya lebih dahulu
berubah untuk dapat membentuk perilaku anak-anak saya menjadi jauh lebih baik
dan dapat mendidiknya dengan sabar sehingga dapat menjadi anak yang pandai dan
cerdas agar mereka nantinya dapat memilih dan menentukan tujuan hidup mereka
masing-masing. Tugas dari orang tua hanyalah sebagai pengantar anak-anak nya,
bukan sebagai diri dari anak-anak nya.
Salah satu hal yang dapat menjadi dasar orang-orang
yang terdahulu bahwa perilaku anak dan juga orang dewasa tak dapat di ubah
karena ada nya dogma seperti yang dikutip Sharon Begley yaitu Dogma Kawat Kaku
dimana buku atau teks-teks rujukan, kursus ilmiah dan penelitian mutakhir
selalu merujuk pada dogma yang menyatakan bahwa pembentukan otak tejadi pada
masa kanak-kanan, dan setelah itu strukturnya tidak berubah, sebuah dogma yang
bertahan sejak pertama kali ilmu otak dipelajari dan dikembangkan.
Dengan ada nya penelitian-penelitian lanjutan yang
lebih baru tentang Neuroplastisitas, dimana otak mampu dan dapat berkembang
sesuai dengan pikiran atau pikiran dapat mengubah otak maka dogma lama harus
lah telah pupus dan berganti dengan dogma baru ini yaitu Neuroplastisitas,
dimana Neuroplastisitas ini menarik banyak minat peneliti dibidang saraf.
Kembali kepada Perilaku dengan dogma lama, bahkan ada
pula dogma yang menyatakan bahwa perilaku anak yang terjadi sesuai dengan dogma
agama seperti yang tertulis dalam al quran terutama Surah-surah dalam Al Quran,
dimana dinyatakan bahwa anak yang berusia 12 tahun memang banyak menceritakan
anak-anak yang nakal karena itulah hal yang biasa saja bahwa anak usia tersebut
menjadi nakal. Surah Ke-13 yang lebih banyak menjelaskan tentang petir yang
berarti anak-anak yang sesuai dengan surah ke-13 yaitu usia 13 tahun adalah hal
biasa meledak-ledak perilakunya, dan seterusnya.
Sungguh sebuah dogma yang sangat aneh yang tak
berdasar pada Pengetahuan Modern, yang tidak bersinggungan dan bertentangan dengan
Nilai-nilai spritualitas dan agama yang dianut. Tak salah buat kita untuk
menghubung-hubungkan hal-hal tertentu dengan hal-hal tertentu pula seperti
perilaku anak, tetapi alangkah lebih bijaksana nya lagi kita mau melihat,
mengerti dan memahami nya dengan ilmu-ilmu lain nya terutama Science Modern,
dimana telah banyak hasil-hasil penelitan terbaru dengan alat-alat modern dan
canggih yang benar-benar dapat diterima dengan Akal Logika dan sesuai dengan
Nilai spiritual yang kita miliki.
Dengan terpatahkan nya dogma-dogma lama dengan
dogma-dogma baru Neuroplastisitas maka alangkah bijak nya kita sebagai orang
tua minimal tau dan lebih baik lagi untuk belajar lagi, terutama pelajaran dan pengajaran bahwa
perilaku manusia itu dibentuk dan dapat terus dibentuk sesuai dengan kondisi
pikiran manusia itu sendiri terutama perilaku anak yang sesuai dengan pola
pikir dari anak-anak yang belum begitu matang, belum begitu banyak informasi
yang masuk sehingga adanya keterbatasan dalam mengolah data terebut dalam proses
berpikir anak-anak kita dan juga karena belum matang nya proses berpikir
bijaksana dalam otak anak-anak kita maka sewajarnya lah kita sebagai orang tua yang
memasukan data dalam memori anak kita untuk dapat diolah nya menjadi Perilaku
yang sesuai Moral Etika, Sopan Santun dan Perencanaan apa yang akan
dilakukannya untuk dapat menentukan apakah yang dilakukan anak-anak kita
tersebut baik/ bermanfaat dan memberdayakan atau tidak bermanfaat/ tidak
memberdayakan.
Sekarang mari kita sadari bersama sebagai orang tua,
adakah Niat atau sudahkah kita mengetahui semua hal ini, terutama Pembentukan
Perilaku anak-anak kita. Kalau sudah ada Niat tapi belum dapat mengetahui,
mengerti apalagi memahami nya, mari kita sama-sama belajar dan berdiskusi lebih
lanjut mengenai pembentukan Perilaku anak-anak kita dengan Perilaku nya yang
BerMoral, BerEtika, BerSopan-santun dengan Proses berpikir Penuh Perencanan
yang baik dan terbaik untuk kehidupanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar